PERKEMBANGAN ISLAM
DI INDONESIA
RANGKUMAN
Disusun guna
memenuhi tugas merangkum
Pendidikan
Agama Islam di
SMA Negeri 1
Karanggede
Disusun
oleh :
Nama : Galih
Yuliawan
Absen : 3374
Program : Ilmu
Pengetahuan Alam
SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
2012/2013
Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia
Dalam waktu yang tidak terlalu lama
islam sudah tersebar di Indonesia. Hal itu disebabkan antara lain:
Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslimin
khususnya para ulama untuk berdakwah mensyiarkan Islam.
بَلِّغُوا
عَنِّى وَلَوْ آيَةً...... (رواه البخارى)
Artinya: “Sampaikanlah apa-apa
dariku walaupun satu ayat…”
Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah
untuk berdakwah secara terus menerus kepada keluarga, tetangga dan masyarakat
sekitarnya
Persyaratan masuk islam sangat mudah, seseorang telah
dianggap masuk islam hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat
Ajaran islam mengajarkan tidak ada sistem kasta. Yang
membedakan hanyalah takwa
Banyak raja-raja yang telah masuk islam ikut berperan
aktif dalam menyebarkan dakwah islam
A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa
sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan
Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad
ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para
pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan
dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran
Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati
dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,
kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih
dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan,
merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan
demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat
biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu
terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad
ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu
Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir
dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad
ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang
bertahun 475 H/1082 M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak
dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu
lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai
kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam
melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh
pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan
Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu
telah terdapat masyarakat muslim.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
1. Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan,
dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang
dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai
berikut :
a. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke
daerah-daerah yang lebih luas.
b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara.
Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di
Indonesia pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
a. Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al
Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
b. Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin
Orang Beriman).
c. Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab
Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah,
sejarah, dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum),
Bustan As Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
d. Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang
Pitu (Martabat yang Tujuh).
e. Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
f. Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
g. Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum
diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang
menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
i. Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang
terkenal Tafsir Al Muris
j. Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
2. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri
dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh
karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan
Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya.
Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di
Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di
Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang
menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar,
hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo
menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid
Sendang Duwur.
C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa
Perkembangan
1. Masa penjajahan
Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara
telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati,
dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing
seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang,
tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan
untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya.
Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka
di tahun 1511 sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan
Tidore.
Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah
lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan Fatahillah
berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang
ramai menggantikan Bandar Malaka.
Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren
menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi
pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami
niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah
secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi
Belanda.
Contoh perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.
2. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.
3. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik
Ditiro, Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.
2. Masa Kemerdekaan
Umat Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan
strategi atau jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranya
sebagai berikut :
a. Syarikat Dagang Islam
Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri
pada tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto
dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan
taraf hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.
b. Jam’iatul Khair
Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di
pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.
c. Al Irsyad
Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para
pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.
d. Perserikatan Ulama
Gerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan
berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh
Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti
mendirikan panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.
e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan
bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan merupakan partai
politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan
pendidikan.
f. Nahdatul Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang bertujuan
membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan dakwah
dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam mendirikan
sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.
3. Masa Perkembangan
Di masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan, umat Islam juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memajukan bangsa dan negara.
Peran-peran tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.
a. Membentuk Departemen Agama
Tujuan dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:
1) Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta
membimbing perguruan-perguruan agama.
2) Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan
keagamaan.
3) Memberi penerangan dan penyuluhan agama.
b. Di Bidang Pendidikan
Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang
tersebar di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai
dan saat ini sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya,
pendidikan Islam tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan
mulai dari tingkat dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan tingkat
atas (aliyah), bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang
sekarang telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
c. Majelis Ulama Indonesia
Selain Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis Ulama
Indonesia (MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara pemerintah dan ulama
dalam urusan keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama Indonesia
bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat
berdiri pada bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan awal antara lain sebagai
berikut :
1) Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.
2) Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta
berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.
|
D.
Perkembangan Islam di Indonesia
1. Sumatera
Daerah pertama kali yang di masuki islam adalah
sumatera bagian utara. Disana terletak di tepi selat Malaka tempat lalu lintas
kapal-kapal dagang dari India ke Cina.
Para pedagang tinggal cukup lama bahkan bayak yang
menikah dengan wanita pribumi yang kemudian membentuk keluarga muslim.
Para pedagang tidak hanya dakwah kepada rakyat saja
pun berdakwah kepada raja-raja kecil yang ada di bandar-bandar sepanjang
sumatera Utara.
Puncak penyebaran islam adalah dengan berdirinya
kerajaan islam pertama yaitu samudra pasai pada tahun 1261 M
2. Jawa
Tidak diketahui persis kapan islam masukke Jawa. Hanay
saja penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di Leran/Gresik wafat tahun
1101 M dapat dijadikan patokan kedatangan islam di Jawa.
Abad ke 13 hingga abad-abad berikutnya banyak
menyimpan bukti bahwa islam sudah tersebar di jawa dan tidak hanya menyentuh
kalangan rakyat biasa saja. Kalangan raja pun tersentuh. Dengan di temukannya
nisan makam muslim di Trowulan yang letaknya dekat dengan kompleks makam para
bangsawan Majapahit.
Untuk masa-masa selanjutnya penyebaran islam di Jawa
dilakukan oleh para ulama dan muballigh yang kemudian terkenal denan sebutan Wali
Songo
3. Sulawesi
Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 menurut berita tom
pires, sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari Sumatera.
Kerajaan besar yang terkenal dan akhirnya menjadi
kerajaan islam adalah Gowa tallo.
Perubahan menjadi kerajaan islam ini berkat jasa dari
Dato Ribandang dan Dato Sulaemana yang intensif menyebarkan islam sampai raja
Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk islam dan berganti nama menjadi
sultan Alaudin
Setelah menjadi kerajaan islam, kerajaan Gowa intensif
melakukan penaklukan ke kerajaan-kerajaan yang ada di sekitarnya dan
mendapatkan hasil yang gemilang
Sejak saat itu Gowa menjadi tempay transit yang ramai
di kunjungi dari berbagai mancanegara.
4. Kalimantan
Sebelum islam masuk ke Kalimantan, kerajaan yang
bercorak hindu sudah banyak dan berpusat di negara Dipa, Daha dan Kahuripan.
Kerajaan Daha sepeninggal Maha raja Sukarama terjadi
polemik keluarga siapa yang berhak menjadi Raja antara pangeran Tumenggung dan
pangeran Samudera.
Pangeran Samudera oleh para pengikut stianya di daulat
menjadi raja dan mendirikan pemerintahan yang membawahi daeah masik, Balit,
Muhur, Kuwin dan Balitung yang terletak di hilir sungai Nagara
Pangeran samudera meminta bantuan kerjaan demak untuk
memrangi kerajaan Daha. Jika menang maka mereka bersedia untuk masuk islam.
Peristiwa ini terjadi tahun 1550 M
Setelah menang pangeran samudra masuk islam dan
memindahkan ibukota kerajaan ke Banjarmasin
5. Maluku dan Sekitarnya
Abad ke 15 M islam telah masuk da berkembang di ke
Maluku.
Raja-raja di Maluku yang masuk Islam di antaranya:
Raja Ternate (sultan Mahrum thn. 1465 – 1486) dan
sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya menyebarkan islam sampai irian bahkan
Filiphina.
Raja Tidore (sultan Jamaludin)
Raja Jailolo (sultan Hasanuddin)
Raja Bacan (sultan Zaenal Abidin)
Selain Maluku, Islam pun masuk ke Irian di daerah
Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi
E. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia
1. Masa Penjajahan
Dengan mengakarnya ajaran islam di masyarakat
indonesia mampu mengubah cara berpikir masyarakat yang dulunya bersifat
sektarian menjadi berjiwa nasionalis.
Sikap nasionalis di tandai dengan lahirnya organisasi
yang bernama Jong Indonesia pada bulan februari 1927 dan berlanjut kepada
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
Semboyan yang diajarkan islam yang berbunyi “Islam
adalah agama damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” mampu mendorong masyarakat
indonesia untuk melakukan usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan bagsa ini
dengan berbagai cara
Masyarakat islam menyadari dengan membela negara dan
mempertahankan kemerdekaan sama dengan Jihad fi sabilillah yang akan
berbalas surga
2. Masa Perang Kemerdekaan
Para Ulama terpanggil untuk menyiapkan kader umat
islam. Banyak diantaranya ada yang mendirikan organisasi atau pun pondok
pesantren
Banyak organisasi yang berbasis islam yang
bermunculan. Diantaranya:
Serikat dagang islam yang berubah menjadi Serikat Islam
Muhammadiyah
Nahdhotul Ulama (NU)
Ada juga yang mendirikan pondok pesantren. Para
kadernya dididik dengan pengetahuan agama yang menggunakan kitab bahasa arab
yang tidak berharakat atau biasa dikenal dengan kitab kuning
3. Masa
Pembangunan
Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia
berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur dan bertakwa kepada Allah swt. Dengan cara mendirikan amal usaha yang
berbasis pendidikan
Melakukan usaha-usaha dibidang kesehatan dan
kesejahteraan dengan cara mendirikan rumah sakit, poliklinik, yang memiliki
standar sebagai tempat perawatan terhadap orang-orang yang sakit, panti asuhan
dan Pos Santunan Sosial
Memberikan fatwa dan nasihat untuk umat islam
berkaitan dengan hal-hal yang bertentangan dengan ajatan islam. Ii semua
diakukan agar
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri
yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat
mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan
dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran
dasar dalam Islam.
F. Manfaat dari Sejarah
Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai
berikut:
1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran
Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan
pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan
sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti
berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau
arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan
para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah
laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh
generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan
persenjataan yang tidak sebanding.
G. Perilaku Penghayatan Sejarah
Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat
yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai
berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling
menghormati, dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa
setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya
terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.terjaga kemurnian
ajaran agama islam